Berlatarbelakang dari hal di atas, maka implementasi Business Continuity Management (BCM) merupakan suatu elemen yang saat penting dalam suatu organisasi. Penerapan BCM harus mendapatkan dukungan dari Top Management, dan dimulai dengan penetapan obyektif, identify kebutuhan resources (minimum), dan target yang akan dicapai. Sesuai dengan
SistemKomputer adalah elemen-elemen yang terkait untuk menjalankan suatu aktifitas dengan menggunakan komputer. Elemen dari sistem komputer terdiri dari manusianya (brainware), perangkat unak (software), set instruksi (instruction set), dan (business continuity management-BCM). CIO (chief information officer) akan menunjuk sekelompok
Diantaramanfaat tersebut antara lain adalah: Meningkatkan ketahanan perusahaan; Melindungi aset perusahaan; Penerapan ISO 22301 Business Continuity Management (BCM) merupakan salah satu antisipasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai alat respons terhadap kemungkinan kejadian disrupsi. Implementasi BCM yang efektif dapat
BusinessContinuity Management adalah alat yang diterapkan oleh perusahaan untuk menyakinkan usaha-usaha yang dilakukan perusahaan agar bisnis tetap beroperasi kembali pada kondisi yang dapat diterima setelah terjadinya insiden disrupsi. Background Training Business Continuity Management (BCM / BCP) In today's competitive, complex, fast
BerdasarkanISO 22301:2012, Business Continuity Management System ( BCMS) merupakan proses manajemen holistik secara sistematis dengan model P-D-C-A (Plan-Do-Check-Action) yang dapat mengidentifikasi potensi ancaman yang berdampak signifikan terhadap kelangsungan usaha suatu organisasi.
Beliauadalah Ketua dari BFI (Business Continuity Management Forum Indonesia). Dengan Pengalaman lebih 30 tahun di bidang Business Continuity Management. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: PT PROSPERO OPTIMA SOLUSINDO (PROSPERO Solutions) +-990. cs@prosperosolutions.co.id.
4zpJl4. Sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada saat ini, maka kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sudah merupakan suatu keharusan dan tidak dapat dipungkiri lagi. Berlatar belakang dari hal di atas, maka implementasi Business Continuity Management BCM merupakan suatu elemen yang saat penting dalam suatu organisasi. Penerapan BCM harus mendapatkan dukungan dari Top Management, dan dimulai dengan penetapan obyektif, identify kebutuhan resources minimum, dan target yang akan dicapai. Sesuai dengan obyektif dan target yang sudah ditentukan, dan sejalan dengan proses risk assessment, maka organisasi tersebut harus menentukan ancaman serta dampak yang mungkin akan terjadi, serta mitigasi risiko yang diperlukan. Sesuai dengan hasil proses risk assessment tersebut, dalam methodology BCM, proses Business Impact Analysis BIA merupakan suatu proses yang sangat penting. Berdasarkan hasil BIA suatu organisasi harus menentukan Critical Business Function CBF yang harus segera di-Recover, dan lamanya waktu CBF tersebut dapat berhenti dilayani tidak dilayani yang biasa disebut dengan Recovery Time Objective RTO,serta besarnya perbedaan data/kehilangan data yang dapat diterima Recovery Point Objective/RPOsampai CBF tersebut memberikan dampak yang signifikan terhadap organisasi tersebut. Penyusunan Business Continuity Plan BCP akan dilakukan berdasarkan CBF, RTO, dan RPO yang sudah disetujui. BCP harus dibuat sesederhana mungkin dan dibuat dengan menggunakan kata-kata yang sangat mudah dimengerti, mengingat BCP akan digunakan dalam kondisi disaster. BCP yang sudah disiapkan juga harus diujicoba untuk memastikan bahwa BCP tersebut dapat diimplementasikan/diterapkan dan sudah dibuat sesuai kondisi dalam organisasi tersebut. Keberhasilan implementasi BCM dalam suatu organisasi bukan hanya dilihat dari keberhasilan ujicoba BCP, namun juga seberapa tinggi tingkat keperdulian/awareness dari setiap personil dalam organisasi itu aktivitas untuk menumbuhkan awareness dari seluruh personil dalam suatu organisasi harus dilakukan secara berkala dalam bentuk sosialisasi, simulasi, training, ataupun aktivitas permainan/games lainnya yang dibuat semenarik mungkin. Kesiapan setiap personil dalam menghadapi gangguan/disaster dalam suatu organisasi didukung dengan kebijakan dan prosedur yang dicantumkan dalam BCP yang sudah diujicoba dan dipastikan dapat diimplementasikan, akan meningkatkan tingkat layanan suatu organisasi yang pada akhirnya akan meningkatkan profit dalam suatu organisasi. Penulis, Theresia Andita Lim BCCE PT Bank Central Asia
Di setiap perusahaan, terlepas dari industri dan ukurannya, ada proses bisnis penting. Jika proses ini terganggu, terinterupsi, atau terhambat oleh peristiwa ekstrem, kelangsungan hidup perusahaan dapat terancam. Memastikan fungsionalitas proses bisnis penting, mempertahankan operasi tiap hari selama atau setelah peristiwa yang mengancam kestabilan bisnis adalah tujuan dan manfaat dari manajemen kontinuitas bisnis/business continuity management BCM. Baca lebih lanjut tentang pendekatan manajemen holistik untuk menghadapi keadaan darurat di masa depan dengan lebih baik. Daftar IsiApa itu Business Continuity Management BCM?Sistem Manajemen Kontinuitas Bisnis menurut ISO 22301Sebuah pertanyaan tentang budaya organisasiManajemen risiko sebagai kemungkinan dasar untuk BCMMengapa Manajemen Kontinuitas Bisnis masuk akal?Kebutuhan bertindak yang dapat dikenali dengan jelasApa keuntungan dari BCM?Enam tips untuk menerapkan manajemen kontinuitas bisnisTangguh berkat Manajemen Kontinuitas Bisnis - KesimpulanDQS - Simply leveraging Quality. Apa itu Business Continuity Management BCM?Keadaan darurat merupakan tantangan besar bagi setiap perusahaan. Outsourcing, diversifikasi rantai pasokan, gangguan pasokan energi, kegagalan total proses TI, dan pandemi seperti Covid-19 hanyalah beberapa kata kunci yang dapat menyebabkan peristiwa dengan efek luas - baik untuk perusahaan individu, industri atau dalam skala global. Keadaan darurat biasanya datang tanpa peringatan. Dan semua kejadian tak terduga memiliki satu kesamaan karakter mereka yang mengancam keberadaan. Bukan peristiwa itu sendiri yang menentukan, tetapi dampaknya terhadap perusahaan yang terkena dampak. Hal ini membuat keadaan darurat preventif dan manajemen krisis menjadi lebih penting agar dapat dipersiapkan dengan baik untuk keadaan continuity management BCM adalah pendekatan manajemen holistik. Perusahaan mengenali mana yang merupakan proses dan nilai penting yang menentukan organisasi dan bagaimana mereka dapat melindunginya dari pengaruh berbahaya atau memastikan keandalan sebesar mungkin. Dengan bertindak dan berkomunikasi pada waktu yang tepat, dengan merencanakan dan berlatih secara sistematis, dan dengan mampu merespons secara efektif bahkan dalam keadaan darurat, perusahaan dengan demikian memperoleh kepercayaan dari pelanggan dan mitra terpenting mereka. Sistem Manajemen Kontinuitas Bisnis menurut ISO 22301Kerangka kerja untuk menerapkan sistem BCM di perusahaan Anda disediakan oleh standar ISO 22301 yang diakui secara internasional. Persyaratan standar bersifat umum dan berlaku untuk semua organisasi terlepas dari jenis, ukuran, atau sifatnya. Pendekatan manajemen holistik memungkinkan perusahaan untuk merespons insiden signifikan dengan tepat dan membatasi dampaknya. Ini dilakukan dengan mengidentifikasi proses dan sumber daya bisnis penting dan menentukan tingkat perlindungan yang sesuai. "Sistem manajemen kontinuitas bisnis adalah alat manajemen yang efektif untuk mendefinisikan proses bisnis yang mengancam keberadaan perusahaan, dan melakukan tindakan pencegahan terhadap kejadian yang tidak terduga." Fokus khusus adalah pada deteksi risiko dini dan identifikasi potensi kerusakan dan penetapan langkah-langkah yang sesuai. Dengan cara ini, operasi bisnis dapat dipertahankan sejauh mungkin, bahkan dalam kondisi sulit, dan proses memulai kembali operasi dapat dipercepat. ISO 223012014 - Keamanan dan ketahanan - Sistem manajemen kontinuitas bisnis - Persyaratan. Lebih lanjut tentang topik dan sertifikasi BCM. Sebuah pertanyaan tentang budaya organisasiManajemen kontinuitas bisnis - berlabuh dalam budaya organisasi - didasarkan pada siklus PDCA dalam implementasi praktisnya. Ini mencakup perencanaan, implementasi, latihan dan peninjauan, serta perbaikan proses yang berkelanjutan. BCM telah mendefinisikan "siklus hidup" dalam empat langkah. Di pusat ini adalah program manajemen BCM dengan tugas mengembangkan strategi, menugaskan tanggung jawab, melaksanakan kelangsungan bisnis dan memeliharanya secara permanen dengan bantuan rencana, latihan dan pemeriksaan. Proses bisnis pertama-tama dianalisis berdasarkan organisasi khusus analisis dampak bisnis dan diprioritaskan sesuai dengan itu. Dengan cara ini, operasi dapat dilanjutkan secara optimal pada akhir krisis. ISO/TS 223172015-09 dapat digunakan sebagai panduan dan dukungan untuk melakukan dan mendokumentasikan analisis dampak bisnis BIA. Manajemen kontinutias bisnis yang efisien dengan penanganan risiko preventif dan manajemen darurat terstruktur memperkuat ketahanan organisasi Anda terhadap risiko saat ini dan masa depan. ISO 22301 meminjam strukturnya dari struktur dasar ISO untuk standar sistem manajemen High Level Structure, yang berarti integrasi yang mudah ke dalam sistem manajemen yang ada. Manajemen risiko sebagai dasar yang memungkinkan untuk BCMUntuk memenuhi persyaratan atau persyaratan hukum atau peraturan dari rantai pelanggan/pemasok, banyak organisasi telah menetapkan sistem manajemen risiko, misalnya menurut ISO 31000. Perusahaan dengan sistem manajemen yang ada sudah berpengalaman dalam mengidentifikasi dan menilai risiko Manajemen Kontinuitas Bisnis, di sisi lain, adalah proses holistik untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan dampaknya terhadap operasi bisnis penting. Ini berfokus sepenuhnya pada aspek-aspek yang mengancam keberadaan perusahaan, dengan tujuan pertama memulihkan survivability dan kemudian mengembalikan perusahaan ke normal secepat mungkin setelah insiden yang mengganggu operasi. Sistem manajemen kelangsungan bisnis dengan demikian jelas dibedakan dari manajemen risiko konvensional. Mengapa Manajemen Kontinuitas Bisnis masuk akal?Terlepas dari semua pandangan ke depan dan perencanaan, keadaan darurat atau krisis biasanya terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga. Perusahaan mana pun dapat terpengaruh cepat atau lambat. Oleh karena itu, perusahaan yang sukses secara berkelanjutan secara intensif memperhatikan pemeliharaan kemampuan mereka untuk yang sukses mengantisipasi terjadinya krisis dan mempersiapkan skenario tertentu dengan menggunakan ukuran dibuat berdasarkan keadaan darurat, karyawan siap dan dapat bertindak dengan cara yang terfokus dan terstruktur meskipun mengalami tekanan emosional yang sangat pada situasi krisis, mungkin perlu untuk memasukkan pengaruh lingkungan organisasi pada perusahaan sendiri dalam proses pemulihan. BCM sebagai komponen manajemen risiko juga berfungsi sebagai pengemban tugas untuk memenuhi kewajiban pencegahan dan korporasi terhadap kemungkinan kerugian material dan immaterial. Manajemen kontinuitas bisnisMengidentifikasi risiko sebelum insiden signifikan terjadi dan menetapkan langkah-langkah yang tepat untuk mempertahankan operasi bisnis - meminimalkan dampak peristiwa yang mengancam dan memungkinkan Anda untuk merespons dan bertindak dengan cepat. Cari tahu lebih lanjut tentang ISO 22301 Kebutuhan tindakan yang dapat dikenali dengan jelasSebuah survei tahun 2020 oleh Allianz Group "Barometer Risiko" tentang risiko bisnis paling penting yang terdaftar oleh lebih dari pakar risiko dari lebih dari 100 negara terungkap. Untuk pertama kalinya, insiden siber disebut sebagai risiko bisnis terpenting di seluruh dunia. Risiko gangguan bisnis termasuk gangguan rantai pasokan terus menjadi tantangan utama bagi perusahaan, menempati peringkat kedua secara global dan tetap teratas di Jerman. Risiko dari perubahan iklim adalah pendaki terbesar di peringkat. Perusahaan takut akan ancaman dan kerusakan properti dari peristiwa cuaca ekstrem. "Kemungkinan banyak hal akan terjadi bahkan melawan kemungkinan."Aristotle Apa keuntungan dari BCM?Sistem Manajemen Kontinuitas BisnisMerupakan alat manajemen yang efektif untuk mendefinisikan proses bisnis yang mengancam keberadaan perusahaanMemungkinkan tindakan pencegahan yang optimal terhadap ancaman yang tidak dapat dihindariMemberdayakan organisasi Anda untuk menanggapi insiden signifikan dan menanamkan tindakan yang tepatMeminimalkan waktu henti karena gangguan dan mengurangi tingkat kerusakanMempersingkat waktu pemulihan proses bisnis pentingMengurangi gangguan rantai pasokanMemberikan posisi negosiasi yang lebih baik dengan penyedia layanan keuanganMemperkuat kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan Enam tips untuk menerapkan manajemen kontinuitas bisnisSebelum perusahaan Anda memperkenalkan BCM, langkah-langkah dasar berikut disarankanPada awalnya, ada analisis komprehensif dari semua risiko signifikan dan proses bisnis melalui BIA Analisis Dampak Bisnis serta penilaian risiko organisasi BCM dengan tugas, peran, tanggung jawab yang jelas dan rencana kesinambungan bisnis yang komprehensif yang mencakup risiko yang latihan dan tinjauan serta pelaksanaan praktisnya yang berkelanjutan yang melibatkan mitra internal dan eksternal utama dalam proses konsisten memperbarui dan mengembangkan manajemen kelangsungan bisnis berdasarkan hasil yang standar ISO yang telah terbukti untuk manajemen kelangsungan bisnis untuk fokus pada pendekatan manajemen holistik yang komprehensif. Tangguh berkat Manajemen Kontinuitas Bisnis - KesimpulanFokus khusus dari Business Continuity Management BCM adalah pada kemampuan untuk mempertahankan operasi bisnis sejauh mungkin bahkan dalam kondisi khusus dan untuk mempercepat proses memulai kembali operasi. Dasar dari manajemen kelangsungan bisnis adalah standar internasional ISO 22301. Jika terjadi krisis, sistem BCM memberikan kontribusi yang signifikan bagi kelangsungan hidup perusahaan Anda. Dalam melakukannya, perusahaan Anda harus mengembangkan tingkat kemampuan operasional yang sepadan dengan ukuran dan sifat dampak yang mungkin atau mungkin tidak diterima setelah yang tidak dapat diprediksi dicirikan oleh fakta bahwa mereka membawa perubahan yang luas, menghasilkan transformasi yang mendalam. Akibatnya, kerangka tindakan kewirausahaan harus disesuaikan kembali. Dalam pengertian ini, jalan kembali ke normalitas lama sebagian besar dikesampingkan. Pada titik ini, ada baiknya belajar dari pengalaman - dan menerapkan apa yang telah dipelajari dengan cepat dan hati-hati untuk krisis masa depan dan manajemen darurat. DQS - Simply leveraging adalah spesialis Anda untuk audit dan sertifikasi - untuk sistem dan proses manajemen. Dalam lingkup penilaian independen dan terakreditasi dari sistem manajemen Anda, Anda menerima jaminan bahwa sistem BCM Anda sesuai dengan standar. Namun, yang lebih penting adalah temuan dari audit kami tentang apakah sistem manajemen Anda efektif dan mampu menangani skenario yang dipertimbangkan dalam rencana kontinuitas bisnis BCP. Auditor kami yang berpengalaman di industri memberikan panduan dan arahan peningkatan untuk proses pengambilan keputusan. Anda dapat memegang kata-kata kami! Kami akan dengan senang hati menjawab pertanyaan Anda!Hubungi kami - tanpa kewajiban dan gratis. Hubungi kami Kepercayaan dan keahlianArtikel, webinar, dan brosur kami secara eksklusif ditulis oleh pakar standar atau auditor kami. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang konten teks atau layanan kami kepada penulis kami, jangan ragu untuk menghubungi kami. Buletin DQS Tetap terinformasi dan berlangganan buletin kami! Kirim
Sign up for the latest insights, delivered right to your inbox Work Email Person Type By clicking the "Continue" button, you are agreeing to the Gartner Terms of Use and Privacy Policy. Contact Information All fields are required. First Name Last Name Person Type Company Name Country Please provide the consent below I have read, understood and accepted Gartner Separate Consent Letter , whereby I agree 1 to provide Gartner with my personal information, and understand that information will be transferred outside of mainland China and processed by Gartner group companies and other legitimate processing parties and 2 to be contacted by Gartner group companies via internet, mobile/telephone and email, for the purposes of sales, marketing and research. Back By clicking the "Submit" button, you are agreeing to the Gartner Terms of Use and Privacy Policy.
Business Continuity Management BCM adalah manajemen menyeluruh, mulai dari menyediakan langkah – langkah kebijakan, identifikasi resiko, struktur organisasi dan tanggung jawab, mekanisme kerja serta prosedur operasional dalam upaya pemulihan organisasi dan aktifitasnya. Business Continuity Management menjadi suatu keharusan karena bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih perusahaan agar mempunyai ketahanan dalam operasional bisnis kritikal, sehingga apabila terjadi bencana atau gangguan proses operasional bisnis tersebut akan tetap berjalan. Yang mana dalam Business Continuity Management ini organisasi atau perusahaan memiliki skema bagaimana perusahaan tetap berjalan disaat kondisi tidak memungkinkan sekalipun. Tanpa kita sadari hampir semua perusahaan yang sangat siap dalam menjalankan aktivitas seperti biasa disaat kondisi memang tidak terjadi apa – apa, tetapi bagaimana jika berada disaat terjadi sesuatu?, misalnya suplai bahan utama kurang atau terjadi gempa bumi hebat yang menghancurkan gedung perusahaan. Apakah kita hanya diam dan hanya pasrah bahwa perusahaan tidak berjalan dan tutup karena semua aset tidak dapat diselamatkan?. Tentu hal tersebut tidak ingin kita inginkan. Business Continuity Management dalam perusahaan bagaikan “Ban Serep” yang anda siapkan dikendaraan anda. Dikala anda berjalan, ban anda mengalami bocor, ban serep siap digunakan. Memang butuh waktu untuk memasang tetapi setelah ban itu dipasang anda bisa melanjutkan perjalanan kembali. Business Continuity Management organisasi atau perusahaan bisa bekerja dengan baik pada saat bencana apabila semua faktor penting dari pendukungnya siap pada tempatnya kapan saja. Untuk mencapai hal tersebut organisasi atau perusahaan harus terus menerus memperbaiki Business Continuity Management lewat proses testing, reviwing, maintaining dan auditing. Definisi dan pemahaman awal sangat penting untuk mengetahui secara lengkap lingkup Business Continuity Management dan kaitannya dengan aktifitas lain di organisasi atau perusahaan lain seperti Enterprise Risk Management ERM, atau aktifitas operasional. Hal tersebut juga diperlukan untuk mengatur organisasi pelaksana Business Continuity Management di perusahaan. Untuk mencapai ketahanan terhadap krisis atau bencana yang tak terduga, organisasi atau perusahaan harus menyiapkan BCM Strategy yang akan dituangkan dalam bentuk penetapan kebijakan, pengembangan dokumen Plan BCP, CMP dan implementasi sumber daya yang diperlukan dalam rangka continuity tersebut. Seiring pemerintah dan regulator mulai menyadari peran kontinuitas bisnis dalam mengurangi dampak insiden yang mengganggu pada masyarakat, mereka semakin berusaha mendapatkan kepastian bahwa pemain kunci memiliki pengaturan kesinambungan bisnis yang tepat. Demikian pula, bisnis mengenali ketergantungan mereka satu sama lain dan mencari kepastian bahwa pemasok utama dan mitra akan terus menyediakan produk dan layanan utama, bahkan ketika terjadi insiden. Namun, tolok ukur praktik Business Continuity Management yang diakui dengan baik diperlukan dan beberapa standar nasional berusaha untuk mengatasi masalah ini, termasuk di antaranya dari Australia, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat. Di Inggris, BS 25999 diperkenalkan untuk menyediakan standar sistem manajemen dimana organisasi dapat memperoleh sertifikasi terakreditasi untuk pertama kalinya. Ketika organisasi yang beroperasi secara internasional mulai meminta satu Standar Internasional, ISO / TC 223, keamanan masyarakat, menanggapi dengan mengembangkan ISO 22301 2012, Societal Security – Business Continuity Management System – Requirements . Standar baru ini merupakan hasil dari kepentingan, kerjasama dan masukan global yang signifikan. Pada tanggal 25 Oktober 2012, di Genewa Switzerland, organisasi ISO International Organization for Standardization menerbitkan Standar baru ISO 22301 2012. Standar ini merupakan jawaban atas kebutuhan organisasi pada masa kini yang berada di lingkungan persaingan yang sangat ketat, memerlukan Sistem Manajemen yang mampu menjaga keberlangsungan kehidupan organisasi dalam jangka panjang. Standar ISO 22301 2012 yang mengatur pedoman Business Continuity Management System atau Sistem Tata Kelola Organisasi Bisnis secara berkelanjutan, akan memampukan organisasi untuk memiliki daya hidup survival, daya tumbuh growing dan daya kreasi creativity secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan faktor risiko dan lingkungan persaingan. ISO 22301 adalah standar sistem manajemen untuk Business Continuity Management yang dapat digunakan oleh organisasi dari semua ukuran dan jenis. Organisasi – organisasi ini akan mampu menunjukkan kepada legislator, regulator, konsumen, calon pelanggan dan pihak lain yang berkepentingan bahwa mereka mengikuti praktek yang baik dalam pengelolaan kelangsungan bisnis. Standar ISO 22301 mengidentifikasi dasar – dasar sistem manajemen kelangsungan bisnis, membangun proses, prinsip dan terminologi manajemen kontinuitas bisnis. Standar ini antara lain, bertujuan untuk dapat memberikan dasar acuan bagi suatu perusahaan atau organisasi, agar dapat memahami, mengembangkan dan menerapkan manajemen kelangsungan bisnis pada suatu organisasi, sehingga dapat memberikan keyakinan kepada seluruh pemangku kepentingan perusahaan atau organisasi bahwa perusahaan atau organisasi tersebut dapat terus beroperasi walaupun sedang mengalami keadaan bencana. Sementara ISO 22301 dapat digunakan untuk sertifikasi dan oleh karena itu mencakup persyaratan yang agak singkat dan singkat yang menjelaskan elemen pusat Business Continuity Management, standar panduan yang lebih luas ISO 22313 sedang dikembangkan untuk memberikan rincian yang lebih besar mengenai setiap persyaratan dalam ISO 22301. ISO 22301 juga dapat digunakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk mengukur dirinya terhadap praktik yang baik, dan oleh auditor yang ingin melapor kepada karena itu, pengaruh standar akan jauh lebih besar daripada mereka yang hanya memilih untuk mendapatkan sertifikasi terhadap standar tersebut. ISO 22301 menekankan perlunya struktur respon kejadian yang terdefinisi dengan baik. Hal ini memastikan bahwa ketika insiden terjadi, tanggapan meningkat pada waktu yang tepat dan orang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar efektif. Keamanan hidup ditekankan dan poin tertentu dibuat agar organisasi atau perusahaan harus berkomunikasi dengan pihak eksternal yang mungkin terpengaruh, misalnya jika sebuah insiden menimbulkan risiko berbahaya atau eksplosif di sekitar area publik. Business Continuity Management System ini perlu dijalankan karena, kita tidak bisa menjamin kondisi selalu ideal untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan, disamping itu kondisi diluar normal tidak dapat dikendalikan sehingga seringkali menyebabkan Sudden & Massive Lost, apalagi terdapat cukup banyak hal yang tidak dapat dicegah, namun yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampaknya. Dan Business Continuity Management System ini dijalankan sebagai pemenuhan persyaratan dari stakeholder organisasi. Stakeholder disini bisa jadi pemerintah, principle, pelanggan dan sebagainya. Kodisi diluar normal yang dimaksudkan diatas adalah kondisi dimana organisasi atau perusahaan tidak dapat mengantisipasi kondisi tersebut. Sebagai contoh adalah natural disaster berupa banjir, gempa bumi, gunung meletus, man – made disaster sabotase, peperangan, serangan teroris, main facility failure kegagalan pasokan listrik, kegagalan sistem pendingin dan sebagainya, governmental issue pemogokan, embargo ekonomi dan sebagainya, penyebaran penyakit menular dan sebagainya. Agar bekerja dengan baik, ISO 22301 akan membutuhkan organisasi untuk benar – benar memahami persyaratannya. Setiap baris dan kata memiliki makna dan kepentingan relatif tidak harus tercermin dari jumlah kata yang dikhususkan untuk sebuah topik. Alih – alih hanya tentang sebuah proyek atau mengembangkan “rencana”, Business Continuity Management adalah proses manajemen yang sedang berlangsung yang membutuhkan orang – orang yang kompeten yang bekerja dengan dukungan dan struktur yang sesuai yang akan dilakukan bila diperlukan. Seharusnya Business Continuity Management System ditetapkan pada setiap lini perusahaan, namun kadang – kadang hal ini perlu dilakukan secara bertahap. Maka dari itu harus dimulai dari yang paling penting yaitu produk dan layanan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk pelanggannya. Jika produk dan layanan ini cukup banyak, maka dimulai dari yang paling besar nilainya untuk perusahaan, jadi perusahaan dapat menentukan mana yang lebih penting. Selanjutnya dari produk dan layanan yang terpilih, tentukan divisi utama yang mengirim layanan tersebut. Dengan demikian, akan diperoleh divisi apa saja yang masuk dalam lingkup Business Continuity Management System ini. Dokumentasi Business Continuity Management System terdiri atas dua dokumentasi, antara lain BCM Strategy, yaitu suatu dokumen yang memuat segala asumsi dan analisa yang diperlukan, yang menjadi acuan bagi pembuatan dokumen BCP dan Business Continuity Plan BCP, yaitu suatu panduan operasional untuk kondisi sebelum atau saat atau sesudah kondisi di luar normal terjadi. Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan Business Countinuity Management System BCMS Strategy adalah Kebijakan pembentukan dan penetapan ruang lingkup, dokumen kebijakan BCMS dibuat untuk menggambarkan komitmen dan prinsip – prinsip dasar dari BCMS. Selain membuat kebijakan BCMS maka dilakukan penetapan ruang lingkup, penetapan ruang lingkup ini dilakukan untuk membatasi effort dan Proof on Concept. Prinsip penentuan ruang lingkup disarankan adalah area yang paling kritikal namun paling mudah dilakukan. Hal – hal yang menjadi batasan dalam ruang lingkup adalah Physical Area, Proses Bisnis, Organisasi, Aset. Pendefinisian Kondisi Abnormal, Setelah menentukan ruang lingkup dari BCMS, lalu melakukan analisa untuk menentukan kondisi abnormal yang mungkin dari ruang lingkup BCM yang telah ditetapkan. Kondisi abnormal ini ditentukan untuk memudahkan dalam melakukan BIA Business Impact Analysis pada tahapan BCMS selanjutnya. Business Impact Analysis BIA atau analisa dampak bisnis merupakan salah satu bagian dari rencana kelanjutan bisnis atau business continuity plan BCP organisasi yang menggambarkan potensi risiko organisasi. Analisa dampak bisnis atau business impact analysis BIA adalah proses mengidentikasi, menganalisa, dan menentukan dampak yang terjadi pada kelangsungan bisnis proses di organisasi seandainya terjadi gangguan atau bencana yang menimbulkan terhentinya operasional dari bisnis proses tersebut. Risk Assessment, adalah metode yang sistematis untuk menentukan apakah suatu organisasi memiliki resiko yang dapat diterima atau tidak. Risk assessment merupakan kunci dalam perencanan pemulihan bencana. Risk assessment mencakup risk identification, risk analysis dan risk evaluation. Formula Strategi Keberlangsungan, penyusunan dilakukan dengan cara memetakan komponen – komponen pendukung suatu sumber daya yang akan dikelola keberlangsungannya dan menentukan Recovery Time objective RTO dan khusus untuk komponen yang berupa informasi, tentukan juga Recovery Point Objective RPO, sehingga MTDP dari sumber daya yang akan dikelola dapat tercapai. Yang terakhir, Business Continuity Plan BCP, adalah suatu kreasi dan validasi perencanaan logistik tentang bagaimana organisasi dapat mengembalikan atau memulihkan fungsi dari bagian organisasinya uang rusak setelah terjadinya bencana atau gangguan. Dalam bahasa lain, BCP adalah rencana bagaimana suatu organisasi bertahan dalam menghadapi bencana yang terjadi. Saat ini semakin banyak perusahan yang membutuhkkan layanan jaringan untuk menjalankan proses bisnisnya, oleh karena itu, keamanan informasi menjadi lebih penting dari sebelumnya, apalagi jika dihubungkan dengan bencana yang terjadi namun tidak terprediksikan sebelumnya. BCP menjadi salah satu perencanaan yang bertujuan meminimalkan dampak terjadinya bencana tersebut. Manfaat utama dari pendekatan Business Continuity Plan BCP adalah membantu mencapai keyakinan yang memadai ketersediaan proses bisnis dan fungsi end – to – end yang penting dengan biaya yang efektif dan efisien. Fokus utama adalah pada persyaratan pemulihan bisnis. Pemangku Kepentingan Bisnis bekerjasama untuk melaksanakan rencana darurat dan pengaturan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sangat dipercaya bahwa relevansi dari program kontinuitas bisnis tergantung pada proses bisnis yang mendasarinya diambil dalam konteks dan tujuan strategi manajemen. Tujuan bisnis harus mendorong strategi pemulihan. Hal ini adalah kombinasi pengalaman kontinuitas keberlanjutan, teknologi know – how, dan pengetahuan industri untuk fokus secara efisien pada apa yang penting dan untuk membantu memfokuskan waktu dan sumber daya pada solusi kesinambungan yang tepat. SEMOGA BERMANFAAT
Business Continuity Management BCM Pengertian, Arti, Contoh + Pembahasannya! 5 Desember 2020 2 menit membaca Berikut ini adalah postingan artikel kategori IT Business Alignment yang membahas tentang penjelasan pengertian, definisi, dan arti dari istilah kata business continuity management bcm berdasarkan rangkuman dari berbagai jenis macam sumber referensi relevan, terkait, serta terpercaya. Pengertian Business Continuity Management BCMPembahasan dari Apa itu Pengertian, Arti, serta Contoh dari Istilah Business Continuity Management BCMArti Business Continuity Management BCM dalam Kamus Terjemahan Bahasa Indonesia dan InggrisPenutupSumber Referensi Apa itu sebetulnya yang dimaksud dengan business continuity management bcm ini? Manajemen Kontinuitas Bisnis BCM mengacu pada manajemen sumber daya konseptual inti yang mengatasi ancaman di masa depan terhadap bisnis dan membantu para pemimpin bisnis menangani dampak ancaman ini. Istilah ini berada dalam nada yang sama dari orang lain, seperti Perencanaan Kontinuitas Bisnis BCP, di mana para pemimpin bisnis mencoba mengidentifikasi dan mengatasi potensi krisis sebelum terjadi. Pembahasan dari Apa itu Pengertian, Arti, serta Contoh dari Istilah Business Continuity Management BCM Ilustrasi Gambar Pembahasan Apa Itu Pengertian Arti Dan Definisi Istilah Akronim Jargon Kata Teknis Atau Terminologi Business Continuity Management BCM Baik, agar kita dapat lebih mendalami arti penjelasan serta maksud dari acronym atau kata tersebut di atas, pastinya kita juga perlu memahami lebih dalam tentang pembahasan tentang apa itu pengertian, makna, dan akronim, istilah, jargon, atau terminologi business continuity management bcm. Banyak organisasi dan kelompok perdagangan telah berpartisipasi dalam membangun standar manajemen kontinuitas bisnis. Beberapa menawarkan sertifikasi untuk jenis peran profesional ini. Yang lain mengadakan konvensi atau forum lain di mana bisnis bertemu untuk membahas cara mengejar jenis perencanaan ini dalam menghadapi berbagai situasi krisis yang mungkin. Dalam banyak kasus, jenis perencanaan ini diinformasikan oleh peristiwa masa lalu yang sebenarnya. Contoh yang baik adalah banjir Asia yang mengancam rantai pasokan banyak bisnis besar dengan jangkauan global. Pada intinya, BCM bekerja berdasarkan prinsip bahwa sistem respons yang baik dapat membantu bisnis menghindari beberapa kerusakan dari peristiwa teoretis. Ini termasuk berfokus pada rantai pasokan yang fleksibel dan menggunakan praktik TI yang baik seperti perlindungan data. Kelompok -kelompok seperti British Standards Institute BSI dan Organisasi Internasional untuk Standardisasi ISO telah mengembangkan standar BCM untuk membantu rencana bisnis melawan krisis di masa depan. Seperti yang sudah kita lihat di atas, istilah ini merupakan salah satu dari kumpulan kamus, akronim, istilah, jargon, atau terminologi dalam bidang teknologi yang diawali dengan abjad atau awalan B, serta merupakan terms yang terkait dengan IT Business Alignment dengan subkategori Infrastructure Management. Arti Business Continuity Management BCM dalam Kamus Terjemahan Bahasa Indonesia dan Inggris Selain membahas tentang pengertian dan pembahasan definisinya, untuk lebih memperdalamnya, di sini kita juga perlu mengetahui apa arti kata business continuity management bcm dalam kamus terjemahan bahasa Indonesia dan Inggris. Untuk lebih mudah dalam memahaminya, di artikel ini Kami akan menguraikannya berupa tabel terjemahan bahasa Indonesia dan Inggris sebagai berikut. Tipe Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Terminologi manajemen kontinuitas bisnis bcm business continuity management bcm Kategori penyelarasan bisnis ti it business alignment Penutup Baiklah, di atas adalah pembahasan dan penjelasan tentang apa itu arti dari business continuity management bcm. Semoga postingan artikel yang sudah Kami bagikan ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan kita semua. Lihat juga pembahasan tentang apa itu pengertian, makna, dan akronim, istilah, jargon, atau terminologi artikel lainnya yang berhubungan dengan bidang Teknologi yang ada di laman blog UrlWebsite Kami. Sumber Referensi Artikel ini dibuat berdasar dari simpulan arti definisi dari berbagai referensi relevan yang berotoritas seperti Wikipedia, Webopedia Technology Dictionary dan beberapa sumber lainnya seperti Technopedia dan Techterms. Kata Business Continuity Management BCM ini merupakan salah satu dari kumpulan terminologi “IT Business Alignment dengan subkategori Infrastructure Management” dalam bidang teknologi yang dimulai dengan abjad atau awalan B. Artikel ini di-update pada bulan Jun tahun 2023. contoh dari business-continuity-management-bcm via Google di siniGambar contoh dari business-continuity-management-bcm via Bing di sini
business continuity management bcm adalah